Infertilitas/Kemandulan

INFERTILITAS

Infertilitas merupakan ketidakmampuan satu pasangan untuk memiliki anak meskipun sudah berhubungan seksual dengan benar selama 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi.
Alasan pemberian batasan 1 tahun adalah dikarenakan 85% pasangan akan mengalami kehamilan pada tahun pertama, setengah dari pasangan yang mengalami infertilitas akan hamil pada tahun kedua dan ketiga. Sedangkan, sisanya termasuk dalam kelompok yang sulit untuk mendapatkan kehamilan.
Penyebab terjadinya infertilitas dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1.      Faktor laki – laki (faktor sperma)
2.      Faktor perempuan  
a.       Gangguan ovulasi
b.      Gangguan pada tuba dan pelvis termasuk endometriosis
c.       Gangguan uterus (mioma submukosum dan polip endometrium)

Adapun pemeriksaan yang harus dilakukan pada kasus infertilitas adalah:
Anamnesis
a.       Umur : perlu ditanyakan berhubungan dengan cadangan ovarium / jumlah sel telur wanita.
b.      Pekerjaan : resiko terhadap infertilitas (pekerjaan berhubungan dengan temperature tinggi yang mana dapat merusak kualitas sperma)
c.       Hubungan seksual : perlu ditanyakan untuk mengetahui frekuensi hubungan seksual (2-3 x seminggu), dispareunia.
d.      Riwayat haid : ditanyakan berhubungan dengan siklus haid dan dismenorea
e.       Riwayat pengobatan sebelumnya  : untuk mengetahui adanya penggunaan pemicu ovulasi, tindakan inseminasi atau fertilitas in vitro.
f.        Riwayat operasi pelvic
g.       Penyakit sistemik : tuberculosis
h.      Kelainanan endokrinologi :  hipo / hipertiroid, diabetes mellitus

Pemeriksaan fisik
a.       Indeks masa tubuh
b.      Pembesaran kelenjar tiroid
c.       Galaktorea / bila dijumpai adanya gangguan haid
d.      Pemeriksaan vagina dengan speculum

Pemeriksaan USG transvaginal : menilai anatomi uterus, kedua ovarium ( termasuk jumlah folikel antral basal) dan tuba falopii (terutama bila dijumpai adanya hidrosalping).

Pemeriksaan penunjang
a.       Analisis sperma
b.      HSG
c.       Pemeriksaan hormone :
1) Pemeriksaan FSH, LH, estradiol dan prolaktin dikerjakan pasa pasien yang memiliki riwayat gangguan haid
2) Pemeriksaan AMH/ anti mulleri hormone untuk menilai cadangan ovarium (berdasarkan indikasi)

Adapun pemeriksaan yang harus dilakukan pada infertilitas yang disebabkan oleh faktor sperma adalah dengan melakukan analisis sperma untuk memastikan bahwa kondisi sperma tidak abnormal. Akan tetapi pada kasus azoospermia perlu dilakukan pemeriksaan FSH dan testosterone serum untuk memprediksi proses spermatogenesis di testis. Selain pemeriksaan tersebut juga perlu dilakukan pemeriksaan fragmentasi DNA sperma dengan tujuan untuk menilai kerusakan materi genetic sperma yang dapat mempengaruhi laju fertilisasi dan kehamilan. Hasil penelitian menunjukan indeks fragmentasi DNA (IFD) tidak selalu berhubungan dengan konsentrasi, mortilitas dan morfologi sperma. Namun, diduga menjadi salah satu faktor penyebab infertilitas pada kasus infertilitas idiopatik. IFD sperma dapat dijadikan sebagai panduan dalam menentukan infertilitas dan juga dapat digunakan sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan Inseminasi In Vitro. IFD sperma yang tinggi menurunkan laju kehamilan dan pembentukan blastokista pada pasien yang mengikuti FIV.
Pada pasien infertile, konseling merupakan hal yang penting. Tujuan konseling dalam penanganan infertilitas adalah untuk menyamakan persepsi dan harapan pasien terhadap keberhasilan penanganan infertilitas. Yang termasuk dalam konseling awal adalah memberikan informasi pada pasien mengenai :
1.      Angka kehamilan kumulatif pada tahun pertama sebesar 84%, kemudian pada tahun kedua 92%.
2.      Fertilitas dan fekunditas perempuan akan menurun seiring dengan meningkatnya usia
3.      Anjuran untuk melakukan hubungan seksual 2-3 hari, menghentikan kebiasaan merokok, dan minum minuman beralkohol serta memiliki indeks masa tubuh antara 20 – 25 kg/m2
4.      Jenis pekerjaan dan obat – obatan bebas yang berbahaya bagi fertilitas harus dihindari
5.      Pentingnya pemberian asam folat 400 ug perhari sebelum kehamilan
6.      Pentingnya penapisan keganasan serviks / pap smear.

Comments

Popular posts from this blog

MATERI GIZI SEIMBANG UNTUK BUMIL DAN BUTEKI