GIZI DALAM FERTILITAS

A.Hubungan Gizi dan Fertilitas
1.Pengertian Gizi
    Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan.

    Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.Fertilitas
    Fertilitas ( kesuburan ) adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Pada pria masa fertilitas tertinggi terjadi antara 24 dan 35 tahun di mana pada saat tersebut merupakan tingkat kesehatan fisik dan mental tertinggi.
    Pria ini tidak memiliki abnormalitas organ-organ reproduktif dan memiliki jumlah sperma 90 sampai 300 juta per mililiter, dengan paling tidak 75% bentuk sperma normal dan sperma motilitas aktif.
    Pada wanita, fertilitas tertinggi pada usia 20-30 tahun di mana kesehatan fisik dan mental dalam keadaan tinggi. Wanita ini tidak memiliki kelainan organ-organ reproduktif atau siklus menstruasi serta menghasilkan ovum secara teratur.
    Berikut adalah hubungan antar gizi dan kesuburan pada wanita :
a.Kekurangan gizi / nutrisi
Hal ini akan mempengaruhi peryumbuhan, fungsi organ tubuh, dan gangguan reproduksi. Perubahan kadar hormon steroid (peningkatan hormon testosteron) dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Asupan gizi yang kurang juga akan menyebabkan berbagai keluhan dan ketidaknyamanan pada saat menstruasi.
b.Diet rendah lemak
Dari hasil penelitian ternyata diet rendah lemak dan diet tinggi lemak tidak memperlihatkan perbedaan kadar hormon. Namun pada diet rendah lemak akan menyebabkan 3 efek utama yaitu: Panjang siklus menstruasi memanjang yaitu menungkat rata-rat 1,3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0,5 hari, dan fase folikuler  meningkat rata-rata 0,9 hari.
c.Diet vegetarian
Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon steroid (hormon seks) telah diteliti. Ternyata menyebabkan pemendeken fase folikuler dan peningkatan frekuensi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi pada vegetarian 26,5% sedangkan pada non vegetarian 4,9%
d.Kegemukan / obesitas
Berdasrkan penelitian, wanita gemuk memiliki resiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan fungsi ovulasi terganggu sehingga menjadi tidak subur.
Zat Gizi pendukung Fertilisasi
Gizi atau makanan tidak saja di perlukan untuk pertumbuhan, perkembangan fisik dan mental kesehatan , tetapi di perlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang agar mendapatkan keturunan yang selalu di dambakan dalam keluarga. Zat gizi yang mempengaruhi fertilitas, yaitu:
a.Vitamin A, C, dan E
Sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menangkal serangan radikal bebas terhadap dinding sperma dan ovum.
Contoh bahan makanan : Seledri, wortel, jeruk, segala buah dan sayur.
b.Vitamin B
Bersama niasin, vitamin E dan zinc sebagai bahan dasar hormon reproduksi wanita.
Contoh bahan makanan : Daging unggas, telur, ikan, kacang tanah, kedelai.
c.Vitamin E
Mencegah degenerasi system reproduksi (memudahkan organ reproduksi mendapatkan pasokan oksigen segar).
Contoh bahan makanan : Telur, daging, makanan laut, kacang-kacangan yang sudah berkecambah.
d.Arginin
Memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan.
Contoh bahan makanan : Kemangi, daging sapi, ikan, kacang-kacangan, ayam.
e.Histamin
    Mempengaruhi system ejakulasi pada pria.
    Contoh bahan makanan : Daging, ayam, tempe.
f.Likopen
    Meningkatkan jumlah, memperbaiki struktur dan kegesitan sperma. Contoh bahan makanan : Jambu biji merah dan semangka.
g.Zinc
    Melincahkan sperma. Contoh bahan makanan : Daging, hati, telur dan seafood.
h.Kalium
    Mempengaruhi pengeluaran hormone reproduksi. Contoh bahan makanan : Susu, mentega, ikan teri.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung fertilisasi :
a.Mengkomsumsi makanan yang bergizi seimbang
b.Mengkomsumsi daging (seperti daging ayam,daging sapi,ikan,telur dll)
c.Mengkomsumsi buah dan sayuran segar
d.Roti dan sereal yang tidak banyak diolah (seperti roti ,bubur,biji     bijian,gandum  dll)
e.Susu atau hasil olahannya (seperti keju ,yogurt)
Cara menunjang fertilisasi atau kesuburan (Neil, 2001) :
a.Menghindari diet makanan pengendali BB
b.Memilih makanan segar
c.Mengolah makanan dengan baik dan benar
d.Makanan bervariasi
e.Hindari makanan yang mengandung zat pengawet
Bahan makanan yang menghambat fertilitas :
Alkohol
Kopi
Makanan/ minuman kaleng
Makanan yang mengandung lemak jahat (jelantah, gajih)
Manfaat Fertilitas :
Dapat melakukan proses fertilisasi dengan baik.
Bisa mendapatkan keturunan.
Mengharmoniskan rumah tangga.
Menghasilkan tunas bangsa.
Bagaimana proses gizi mempengaruhi fertilisasi (kesuburan)
 Gizi yang baik dan seimbang dapat meningkatkan fungsi reproduksi tetapi kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan reproduksi , dapat diketahui apabila seseorang mengalami anoreksi nervosa, maka akan terjadi perubahan-perubahan hormonal tertentu dengan ditandai penurunan Berat badan yang mencolok , hal ini terjadi karena kadar gonadotropin menurun dalam serum urine, serta penurunan pola sekresinya, kejadian ini berhubungan dengan gangguan fungsi hipotalmus.
 Pada wanita Anoreksia kadar hormone steroid mengalami perubahan yaitu menigkatnya kadar testosterone serum dan penuruan sekresi  keto-steroid dalam urine diantaranya androssteron dan eplandrossteron dampaknya terjadi perubahan siklus ovulasi. Bila Anoreksia tidak terlalu berat dapat di berikan hormone GRH (gonadotropin relating hormone) dapat mengembalikan siklus haid menjadi normal.

B.Hubungan Status Gizi dengan Menstruasi   
1.Definisi Menarke
     Menarke adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selam menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dammengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
        Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah pestrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996)
        Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponene diet.
        Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunanterhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berp[endapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
        Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbah karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.
2.Definisi Menstruasi
Komposisi diet baik secara kuantitatif maupun kualittatif, dianggap memengaruhi siklus menstruasi dan penempilan reproduksi. Tetapi timbul pertanyaan seberapa sering faktor diet dipandang sebagai penyebab timbulnya amenore, masih jarang penelitian yang menggunakan diet sebagai metoda perlakuan, dan uraiannya sering tidak lengkap atau tumpang tindih. Siklus menstruasi dipengaruhi bukan saja oleh diet vegetarian tetapi diet yang bervariasi dalm hal lemak, serat dan nutrien lainnya (Krummel, 1996).
a.Diet Vvegetarian
        Pengaruh diet vegetarian terhadap hormon seks telah diteliti, 9 orang vegetarian diberi diet yang mengandung daging, ternyata fase folekuler memanjang, rata-rata 4.2 hari juga FSH meningkat, E2 menurun secara signifikan. Sebaliknya 16 orang diet biasa beralih ke diet yang kurang daging selama dua bulan mengalami pemendekan fase folikuler, rata-rata 3.8 hari, mengalami penurunan frekuensi puncak LH dan peningkatan kadar LH.
     Setelah mengalami dua kalinjeksi LHRH, terjadi hubungan antara diet dengan fungsi menstruasi. Pada wanita yang mengkonsumsi diet vegetarian terjadi peningkatan frekuansi gangguan siklus menstruasi. Prevalensi ketidakteraturan menstruasi 26.5% pada vegetarian dan 4.9% pada nonvegetarian.
b.Diet Rendah Lemak
Hasil penelitian pada diet rendah lemak dibanding tinggi lemak, ternyata pada diet tinggi lemak tidak memberikan perbedaan kadar hormon dalam plasma dan urin, kesimpulannya tidak mempunyai pengaruh pada kadar hormon seks. Sedangkan pada diet rendah lemak akan menyebabkan tiga efek utama, yaitu panjang siklus menstruasi meningkat rata-rata 1.3 hari, lamanya waktu menstruasi meningkat rata-rata 0.5 hari, dan fase folekuler meningkat rata-rata 0.9 hari. Dengan demikian maka bagi wanita yang bukan vegetarian bila berubah ke diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi sebagai akibat dari memanjangnya fase menstruasi dan fase folikuler.
Sindrom premenstrual adalah kombinasi gejala yang terjadi sebelum haid dan menghilang setelah haid keluar. Gejala utama meliputi sakt kepala, letih, sakit pinggang, pembesaran dan sakit pada payudara dan perasaan begah pada perut. Tindakan yang dilakukan untuk menangani kasus sindrom premenstrual adalh menganjurkan perubahan diet selain menambah suplemen nutrisi, walaupun tidak secara khusus jenis nutrisisnya apa. Secara umum anjuran diet meliputi pembatasan, gula, garam, daging, lemak hewani, alkohol, kopi, dan rokok. Sedangkan yang perlu ditambah komsumsinya adalah jenis ikan, unggas, roti, kacang-kacangan, karbohidrat kompleks, sayuran daun hijau dan sereal (Krummel, 1996).
Kebanyakan klien sindrome premenstrual mengkonsumsi susu dan produknya sebanyak lima kali lipat untuk gula halus. Denan mengkonsumsi rendah lemak, dan tinggi karbohidrat akan mengurangi pembengkakan payudara. Sedangkan konsumsi tinggi karbohidrat dan rendah protein dapat memperbaiki gangguan perasaan yang tidak nyaman, hal ini berhubungan dengan pembentukan seretonin di dalam otak.       
3.Gizi Seimbang Masa Menarche
    Untuk pertumbuhan yang normal, tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak, dan suplai semua nutrient esensial yang menjadi basis pertumbuhan (Suandi, 2004). Kebiasaan makan yang diperoleh selama remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut (Arisman, 2004).
Agar menarche tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin maupun air digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan (Krummel, 1996 dalam Path 2004).
Asupan gizi yang dibutuhkan pada remaja:
a)Asupan energi
Asupan energi untuk remaja putri usia 10-12 tahun adalah 2050 kkal sedangkan usia 13-15 tahun adalah 2350 kkal (Depkes RI, 2005). Energi dibutuhkan untuk dapat mempertahankan hidup, menunjangpertumbuhan, dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam makanan (Almatsier, 2001).
Kandungan energi yang paling tinggi diperoleh dari bahan makanan yng mengandung karbohidrat. Karbohidrat ini merupakan sumber energi yang utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat hanya empat kalori namun bila dibandingkan dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber energi yang murah. Kejar tumbuh pada remaja sangat sensitif terhadap energi dan perubahan yang terjadi pada energi. Asupan energi yang rendah menyebabkan retradasi pertumbuhan, berat badan rendah, dan semistarvasi (Suandi, 2004).
Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan (Arisman, 2004). Hal ini pun akan semakin diperberat apabila tidak diimbangi dengan aktivitas dan olahraga (Purwati, dkk 1999).
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folikuler. Peningkatan 550 kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen menyebabkan efek peningkatan dan penurunan terhadap nafsu makan (Krummel, 1996 dalam Path 2004). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti.
Kategori asupan energi dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori    Cut Of Point
Baik    >80%
Sedang    ≥70-80%
Kurang    60-69%
b)Asupan lemak
Lemak memegang peran penting sebagai komponen struktural dan fungsional membran sel dan perkusor senyawa yang meliputi berbagai segi dari metabolisme. Lemak juga sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh pertumbuhan, sebagai sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan sebagai pengangkut vitamin yang larut dalam lemak (Suandi, 2004).
Perbandingan komposisi energi dari lemak yang dianjurkan adalah 20-30%, hal tersebut sudah dapat menggambarkan pola makan yang baik karena jumlah ini sudah dapat memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak (Hardiansyah, 2004).
Apabila dalam tubuh lemak melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal maka akan terjadi penimbunan lemak sehingga mengakibatkan berat badan lebih dari normal dan hormon yang dibentuk oleh lemak akan memacu menstruasi datang lebih dini (Soetjiningsih, 1998).
Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan dengan diet rendah lemak akan memperpanjang siklus menstruasi, lamamya menstruasi, serta memperpanjang fase folikuler (Path, 2004).
c)Asupan protein
Protein diperlukan untuk sebagian besar proses metabolik, terutama pertumbuhan, perkembangan, dan maintenance merawat jaringan tubuh (Suandi, 2004). Protein sebagai pemasok energi dapat diberikan dalam jumlah sedang tetapi sebaiknya 20-25% dari jumlah total kalori (Arisman, 2004).
 Kebutuhan puncak protein seimbang dengan asupan energi, kebutuhan protein lebih erat berhubungan ke model pertumbuhan dibandingkan ke usia kronologis. Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan pada remaja berkisar antara 44-59 gram (Suwandi, 2004). Path (2004) menjelaskan bahwa asupan protein dan lemak akan meningkat pada fase luteal.
Kategori asupan protein dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) dibagi menjadi 3 yaitu:
Kategori    Cut Of Point
Baik    >80%
Sedang    ≥70-80%
Kurang    60-69%
Asupan protein hewani yang kurang akan memengaruhi penurunan frekuensi puncak LH dan akan mengalami pemendekan fase folikuler rata-rata 3,8 hari. Hal ini telah diteliti pada 9 orang vegetarian yang diberi diet mengandung protein hewani (daging) ternyata fase folikuler memanjang dan FSH pun meningkat (Path, 2004).
d)Asupan karbohidrat
Sumber energi terbesar tubuh adalah karbohidrat yang menjadi bagian dari berbagai macam struktur komponen primer diet serat. Karbohidrat disimpan sebagai glikogen atau diubah menjadi lemak tubuh (Suandi, 2004). Tidak ada ketentuan tentang karbohidrat sehari untuk manusia namun untuk memelihara kesehatan komposisi energi dari karbohidrat yang dianjurkan adalah sebesar 60% (Hardiansyah, 2004).
Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak (Almatsier, 2004). Karbohidrat juga merupakan sumber peningkatan asupan kalori selama fase luteal pada siklus menstruasi (Krummel, 1996 dalam Path 2004).

4.Pengaruh Status Gizi pada Sistem Reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja dipengarhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan remaja tersebut. Remajayang berasal dari sosial ekonomi rendah sumber makanaan adekuat tidak terpenuhi, dan mempunyai resiko defisisensi zat besi sebelum hamil. Pemberian tambahan energi diberikan kepada remaja dengan berat badan rendah. Penembahan energi didapatkan dengan meningkatkan nafsu makan, akan tetapi seorang remaja sering terlalu memperhatikan penambahan berat badannya. Seorang remaja dapat mengalami peningkatan resiko defisisensi zat besi, karena kebutuhan yang meningkat sehubungan dengan pertumbuhan.
Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan wanita yang usia reproduksinya aman untuk hamil. Penambahan berat badan yang adekuat lebih sering terjadi pada orang yang ingin kurus, ingin menyembunyikan kehamilannya, tidak mencukupi sumber makanannya, dan menggunakan obat-obat terlarang.
5.Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan dan timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah, dan pokok masalah.
Berdasarkan Soekiman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)Penyebab langsung
Yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang     kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat makanan     yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita     kurag gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik     maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.     Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama     merupakan penyebab kurang gizi.
b)Penyebab tidak langsung
Yaitu ketahanan pangan di keluarga,pola pengasuhan anak, serta     pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan     adalah kemampuan keluarga untuk memeuhi kebutuhan pangan     seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik     mutunya. Pola pengasuhan anak adalah kemempuan keluarga untuk     menyediakan waktunya, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar     dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik,mental, dan     sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah t    ersedianya air bersih dan pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau     oleh seluruh keluarga.
Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan keluarga terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan kesehatan.
6.Premenstrual Syndrome (PMS)
Pengertian Premenstrual Syndrome (PMS)
Premenstrual syndrome (PMS) merupakan keluhan-keluhan yang     biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum     datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun     kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti    
Macam-Macam Tipe Premenstrual Syndrome (PMS)
Tipe sindrom pre menstruasi menurut Dr. Guy E. Abraham (ahli kandungan dan kebidanan dari fakultas Kedokteran UCLA, AS) adalah:
a)PMS tipe A (Anxiety)
Wanita yang mengalami sindrom pre menstruasi tipe A sekitar 80 persen. Gejalanya yang ditimbulkan antara lain rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil, depresi ringan sampai sedang sebelum mendapat haid. Gejala ini diakibatkan ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron (estrogen lebih tinggi). Penelitian lain juga mengatakan, sindrom pre menstruasi tipe A, kemungkinan kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Terapi yang dapat diberikan meliputi: pemberian hormon progesteron, banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
b)PMS tipe H (Hyperhydration)
Penderita tipe H sekitar 60 persen. Gejala yang ditimbulkan sebagai berikut: edema, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan pada tangan dan kaki, berat badan naik sebelum haid. Pembengkakan ini terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstra sel) karena tingginya asupan garam atau gula. Terapi: pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh, mengurangi     konsumsi garam dan gula, dan membatasi minum.
c)PMS tipe C (Craving)
Penderita sindrom pre menstruasi tipe C sekitar 40 persen. Gejala yang ditimbulkan antara lain: rasa lapar, hipoglikemia (kelelahan, jantung berdebar, kepala pusing). Hal ini akibat dari mengkonsumsi makanan yang manis, sehingga pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Penyebab lain adalah stres, diet tinggi garam, kekurangan asam lemak esensial (omega 6) ataupun magnesium.
d)PMS tipe D (Depression).
Wanita yang mengalami sindrom pre menstruasi tipe D kurang lebih 20 persen. PMS tipe D terkadang muncul bersamaan dengn PMS tipe A. Gejala yang ditimbulkan antara lain: depresi, mudah menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit mengucapkan kata-kata (verbalisasi), rasa ingin bunuh diri. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen (progesteron lebih tinggi). Sedangkan kombinasi PMS tipe D dan tipe A disebabkan oleh stres, kekurangan asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal dalam tubuh, maupun kekurangan magnesium dan vitamin B6. Terapi: memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium.
Cara Mendiagnosa Sindrom Pre Menstruasi
    Alat diagnostik yang dapat membantu adalah catatan harian menstruasi, yang berisi gejala-gejala fisik dan emosi selama berbulan - bulan. Jika perubahan - perubahan yang terjadi secara konsisten sekitar ovulasi (midcycle, atau hari ke 7-10 ke dalam siklus menstruasi) dan berlangsung sampai aliran menstruasi mulai, maka PMS kemungkinan adalah diagnosis yang akurat.
Tidak ada tes laboratorium khusus untuk mendiagnosa wanita dengan PMS.




































Penyebab Premenstrual Syndrome (PMS)
1)Terdapat banyak teori tentang etiologi dari PMS, dan tidak ada teori atau patofisiologi yang dapat diterima secara universal. Kenaikan estrogen dikemukakan sebagai penyebab (Rayburn, 2001).
2)Etiologi premenstrual syndrome (PMS) belum jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterone dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema (Wiknjosastro, 2005).
3)Penyebab pasti PMS tidak diketahui, tetapi beberapa teori menunjukkan adanya kelebihan estrogen atau defisit progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi. Selama bertahun-tahun teori ini mendapat dukungan yang cukup banyak dan terapi progesteron biasa dipakai untuk mengatasi PMS (Brunner & Suddarth, 2001 dalam Maulana, 2008).
4)Keluhan premenstrual syndrome (PMS) belum ditemukan penyebabnya secara pasti namun ada yang mengaitkan dengan zat gizi tertentu seperti gangguan metabolisme asam lemak esensial ataupun kekurangan vitamin B6 dan mineral kalsium (Bardosono, 2006).
Gejala Premenstrual syndrome (PMS)
Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae, dan sebagainya, sedang pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas (Wiknjosastro, 2005). Dikatakan PMS jika ditemukan 8 gejala yang sering muncul atau terjadi (Maulana, 2008).
Faktor Yang Mempengaruhi Premenstrual Syndrome (PMS)
1.Diet
Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu dan makanan olahan dapat memperberat gejala PMS (Rayburn, 2001).
2.Defisiensi zat gizi makro dan mikro
Defisiensi zat gizi makro (energi, protein) dan zat gizi mikro, seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat (Karyadi, 2007).

3.Status perkawinan
Status perkawinan dan status kesehatan juga mempunyai keterkaitan. Wanita yang telah menikah pada umumnya mempunyai angka kesakitan dan kematian yang lebih rendah dan biasanya mempunyai kesehatan fisik dan mental yang lebih baik daripada wanita yang tidak menikah (Burman & Margolin dalam Haijiang Wang, 2005).
Sebuah penelitian pada tahun 1994 yang berjudul Biological, Social and Behavioral Factors Associated with Premenstrual Syndrome yang melibatkan 874 wanita di Virginia menemukan fakta bahwa mereka yang telah menikah cenderung mempunyai resiko yang lebih kecil untuk mengalami PMS (3,7%) dari pada mereka yang tidak menikah (12,6%) (Deuster, 1999 dalam Maulana, 2008).
4.Usia
PMS semakin mengganggu dengan semakin bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun. Faktor resiko yang paling berhubungan dengan PMS adalah faktor peningkatan umur, penelitian menemukan bahwa sebagian besar wanita yang mencari pengobatan PMS adalah mereka yang berusia lebih dari 30 tahun (Cornforth, 2000 dalam Maulana). Walaupun ada fakta yang mengungkapkan bahwa sebagian remaja mengalami gejala-gejala yang sama dan kekuatan PMS yang sama sebagaimana yang dialami oleh wanita yang lebih tua (Freeman, 2007 dalam Maulana, 2008).
5.Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS)
Stres dapat berasal dari internal maupun eksternal dalam diri wanita . Stres merupakan predisposisi pada timbulnya beberapa penyakit, sehingga diperlukan kondisi fisik dan mental yang baik untuk menghadapi dan mengatasi serangan stres tersebut. Stres mungkin memainkan peran penting dalam tingkat kehebatan gejala premenstrual syndrome (PMS) (Mulyono dkk, 2001 dalam Maulana, 2008).
6.Kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat memperberat gejala PMS.
7.Kurang berolah raga dan aktivitas fisik juga dapat memperberat gejala PMS.
Penanganan Premenstrual Syndrome (PMS)
Menurut Rayburn (2001), terapi PMS dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
a)Terapi simtomatik untuk menghilangkan gejala-gejala antara lain dengan diuretika untuk mengobati kembung, anti depresan dan anti ansietas untuk menghilangkan cemas dan depresi, bromokriptin untuk menghilangkan bengkak dan nyeri pada payudara dan anti prostaglandin untuk mengatasi nyeri payudara, nyeri sendi dan nyeri muskuloskeletal.
b)Terapi spesifik dibuat untuk mengobati etiologi yang diperkirakan sebagai penyebab dari PMS antara lain dengan progesteron alamiah untuk mengatasi defisiensi progesteron dan pemberian vitamin B6.
c)Terapi ablasi yang bertujuan untuk mengatasi PMS dengan cara menghentikan haid.
Pencegahan dan penanganan premenstrual syndrome (PMS) antara lain:
1.Edukasi dan konseling
Tatalaksana pertama kali adalah meyakinkan seorang wanita bahwa wanita lainnya pun ada yang memiliki keluhan yang sama ketika menstruasi. Pencatatan secara teratur siklus menstruasi setiap bulannya dapat memberikan gambaran seorang wanita mengenai waktu terjadinya premenstrual syndrome. Sangat berguna bagi seorang wanita dengan premenstrual syndrome untuk mengenali gejala yang akan terjadi sehingga dapat mengantisipasi waktu setiap bulannya ketika ketidakstabilan emosi sedag terjadi.
2. Modifikasi gaya hidup dengan Komunikasi
Wanita dengan gejala ini sebaiknya mendiskusikan masalahnya dengan orang terdekatnya, baik pasangan, teman, maupun keluarga. Terkadang konfrontasi atau pertengkaran dapat dihindari apabila pasangan maupun teman mengerti dan mengenali penyebab dari kondisi tidak stabil wanita tersebut.
3. Diet (pola konsumsi)
Penurunan asupan garam dan karbohidrat (nasi, kentang, roti) dapat mencegah edema (bengkak) pada beberapa wanita. Penurunan konsumsi kafein (kopi) juga dapat menurunkan ketegangan, kecemasan dan insomnia (sulit tidur). Pola makan disarankan lebih sering namun dalam porsi kecil karena berdasarkan bukti bahwa selama periode premenstruasi terdapat gangguan pengambilan glukosa untuk energi. Menjaga berat badan, karena berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita premenstrual syndrome (PMS).
4. Olahraga /latihan fisik
Olahraga berupa lari dikatakan dapat menurunkan keluhan premenstrual syndrome. Berolahraga dapat menurunkan stress dengan cara memiliki waktu untuk keluar dari rumah dan pelampiasan untuk rasa marah atau kecemasan yang terjadi. Beberapa wanita mengatakan bahwa berolah raga ketika mereka mengalami premenstrual syndrome dapat membantu relaksasi dan tidur di malam hari.
5. Obat-obatan
  Apabila gejala premenstrual syndrome begitu hebatnya sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, umumnya modifikasi hidup jarang berhasil dan perlu dibantu dengan obat-obatan.
  Asam mefenamat (500 mg, 3 kali sehari) berdasarkan penelitian dapat mengurangi gejala premenstrual syndrome seperti dismenorea dan menoragia (menstruasi dalam jumlah banyak) namun tidak semua. Asam mefenamat tidak diperbolehkan pada wanita yang sensitif dengan aspirin atau memiliki risiko ulkus peptikum.
  Kontrasepsi oral dapat mengurangi gejala premenstrual syndrome seperti dismenorea dan menoragia, namun tidak berpengaruh terhadap ketidakstabilan mood. Pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil KB namun mengalami gejala premenstrual syndrome sebaiknya pil KB tersebut dihentikan sampai gejala berkurang.
  Obat penenang seperti alparazolam atau triazolam, dapat digunakan pada wanita yang merasakan kecemasan, ketegangan berlebihan, maupun kesulitan tidur.
  Obat anti depresi hanya digunakan bagi mereka yang memiliki gejala premenstrual syndrome yang parah.
Beberapa makanan yang memiliki manfaat untuk     menghilangkan rasa sakit selama PMS, yaitu:
1.Jus nanas
Kram saat menstruasi disebabkan kontraksi rahim yang membantu tubuh melepaskan lapisan rahim. Bromelaine pada jus nanas membantu untuk mengundurkan otot-otot, sehingga rasa sakit bisa dihindari. Bromelaine sendiri diekstrak dari batang nanas. Hal ini diduga memiliki efek anti-inflamasi. Berdasarkan penelitian, Bromelaine juga mengandung bahan kimia yang mungkin mengganggu pertumbuhan sel tumor dan pembekuan darah.
2.Biji labu
Kandungan mineral dan zinc dalam biji labu bisa menghilangkan rasa sakit di perut. Bahan makanan lain yang mengandung zinc adalah makanan laut, daging yang tinggi lemak, dan kacang. Biji labu dan kacang-kacangan juga mengandung banyak vitamin E, yang akan mengurangi peradangan pada lambung.
3.Roti isi selai kacang
Vitamin E dalam selai kacang dan vitamin B pada roti dapat membantu Anda mengikis kram perut. Vitamin B dalam roti diperoleh dari tepung yang terbuat dari gandum.
4.Tuna
Mengganti lemak jenuh dengan lemah sehat seperti omega-3 juga bisa menjadi solusi bila mengalami kram selama pre     menstrual syndrome. Protein dalam ikan tuna dapat menstabilkan gula darah dan mengurangi nafsu makan.
5.Lobak
Sayuran putih ini merupakan sumber vitamin E dan C yang dapat mengurangi peradangan. Kalsium dan mineral di dalamnya juga dapat meringankan gejala sindrom pra-menstruasi

7.Hubungan Status Gizi dengan Menopouse
    Definisi Menopause
Menopause adalah berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun, atau masa berhentinya haid sama sekali.
    Fase akhir dalam kehidupan wanita setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium yang berlangsung bertahap.
a.Premenopause
Premenopause yaitu fungsi reproduksinya menurun, sampai timbul keluhan atau tanda-tanda menopause.
b.Perimenopause
Perimenopause yaitu periode dengan keluhan  memuncak dengan rentangan     1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Pada masa ini     menopause masih berlangsung.
c.Postmenopause
Postmenopause yaitu masa setelah  perimenopause sampai senilis.
    Ciri-Ciri Menjelang Menopause
Ciri-ciri menopause (Akibat Hilangnya Estrogen) yaitu :
a.Rasa panas ditandai dengan kemunduran kulit yang ekstrem.
b.Gelisah, letih, dan ansietas.
c.Penurunan kekuatan pada tulang seluruh tubuh.
d.Peningkatan tekanaan darah.
Perubahan menjelang menopause
1.Perubahaan kejiwaan menjelang menopause :
Merasa tua.
Merasa tidak menarik lagi.
Merasa tertekan karena takut menjadi tua.
Mudah tersinggung.
Mudah kaget sehingga jantung berdebar.
Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami.
Rasa takut bahwa suami akan selingkuh.
Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai orgasme.
Merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu.
Merasa memberatkan keluarga dan orang lain.
2.Perubahan fisik menjelang menopause :
Kulit menjadi kendor (lemak bawah kulit mengendor).
Kulit mudah terbakar sinar matahari (timbul pigmentasi dan menjadi hitam).
Timbul bintik hitam pada kulit.
Kulit kering dan keriput (kelenjar kulit kurang berfungsi).
Metabolisme tubuh menurun (menurunya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran dan keperluan tubuh).
Kemampuan mereabsorpsi sari makanan semakin berkurang (sering terjadi obstipasi).
Liang senggama terasa kering.
Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang.
Tulang mengalami deklasifikasi (pengapuran).
Cara Mengatur Makanan Usia Menopouse
1.Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu :
Kebutuhan energi memang lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa muda. Atau dengan cara praktis     melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan)
2.Menu yang disajikan untuk usia menopause harus mengandung gizi yang seimbang yakni:
Mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3.Karena menopause mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau bentuk makanan harus disesuaikan.
Sebagai contoh: Gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
4.Makanan yang kurang baik bagi menopause adalah makanan berlemak     tinggi yaitu :
Seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi bahwa kebutuhan     lemak di usia menopause berkurang dan pada menopause mengalami perubahan proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan berarti menopause tidak boleh mengkonsumsi lemak. Pada usia menopause harus mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh     misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih     baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau     tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
5.Pada usia menopause harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi adalah: Garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan     pindang.
    Mengapa pada masa menopause harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terkena hipertensi.
6.Di usia menopause harus memperbanyak makan buah dan sayuran.
Karena sayur dan buah banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Wanita menopause sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat     maka akan     melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang bisa di makan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan     mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya di usia menopause tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
        Selain konsumsi sayur dan buah, menopause harus banyak minun air putih.     Kebutuhan air yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat     besar artinya karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya    penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air     juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh     kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Nutrisi pada Menopause
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada wanita     menopause di antaranya :
a.Penurunan hormone
Menurunya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, sehingga menimbulkan gangguan buang air besar misalnya sembelit. Redahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid menyebabkan pengapuran pada tulang (dekalsifikasi), artinya tulang kekurangan kalium sehingga keropos dan mudah patah.
        Menurunnya pengeluaran hormon insulin dan tiroksin menyebab-kan perubahan pada metabolisme tubuh. Perubahan metabolisme, penurunan estrogen, serta menurunnya pengeluaran hormon paratiroid menyebabkan perubahan sistem jantung dan pembuluh darah.
b.Gizi
Gizi seimbang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik untuk energi, penambahan kalsium dan sebagainya.


Terapi yang Dapat Dilakukan oleh Wanita Menopause
Olahraga teratur dan hindari stres :
Untuk mencegah gejala lebih awal dan meningkatkan kekuatan tulang dengan jalan kaki,  jogging, medetasi dan yoga.
Konsumsi makanan kaya kalsium :
Untuk mengurangi pengeroposan dan patah tulang dengan asupan susu, keju, kacang-kacangaan, serta roti.
Terapi Sulih Hormone (TSH) :
Tujuan dasar terapi ini untuk menggantikan estrogen yang hilang agar jangka panjang dan pendek dapat teratasi.
Makan buah-buahan dan sayuran :
Pepaya, kedelai, bengkoang dan terong yang banyak mengandung zat antioksidan pencegah penuaan dan serangan radikal bebas. Mengandung vitamin B1, B6, B12, asam Folat, serta vitamin E dan A. Ada juga selenium pada golongan mineral, isofalvon, dan karetonoid.
Kurangi asupan kafein :
Untuk mempercepat penyerapan kalsium dengan menghindari kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
Jauhi rokok :
Menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan rentan osteoporosis.
Lima Makanan Pengganti Terapi Hormon
1)Tahu, merupakan sumber pengganti daging dan protein. Sama halnya dengan produk kedelai lainnya, dapat membantu menurunkan kolesterol     dan mencegah penyakit jantung. Tahu juga dapat mengurangi efek samping     yang disebabkan oleh menopause.
2)Kacang Merah, dan kacang-kacangan lainnya mengandung serat tinggi     yang dapat membantu mengurangi risiko berbagai jenis kanker. Dalam hal ini, wanita membutuhkan 30 gram serat setiap hari.
3)Yogurt, dikemas dengan kandungan tinggi kalsium, dapat membantu mencegah osteoporosis. Yogurt juga mengandung protein, yang dapat membantu tubuh untuk menjaga massa otot dan melawan rasa lelah
4)Blueberry, penelitian terbaru menunjukkan bahwa blueberry dapat     membantu memulihkan rasa lupa, dalam jangka pendek, karena antioksidan yang terkandung di dalamnya
5)Alpukat, mengandung antioksidan, seperti vitamin E, yang dapat melindungi  penglihatan dan kulit. Sejalan dengan usia, radikal bebas merusak sel-sel tubuh. Antioksidan dapat membantu melawan kerusakan ini. Alpukat mengandung lemak tinggi, hal ini mungkin terdengar buruk, namun lemak dalam alpukat adalah lemak tak jenuh tunggal yang merupakan lemak sehat. Lemak ini terbukti dapat memperbaiki rambut dan kulit.
Pesan-pesan Gizi Bagi Usia Menopause
1.Makanlah Aneka Ragam Makanan
Hidangan yang beraneka ragam adalah sususnan makanan sehari-hari yang minimal terdiri dari 4 jenis bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, dan buah. Agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal, Usia Lanjut dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan beraneka ragam. Makin beragam hidangan yang dikonsumsi, makin baik mutu gizinya.
Pada usia menopause kebutuhan zat gizi kurang diperlukan untuk pertumbuhan fisik, tetapi lebih banyak untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan mempertahankan derajat kesehatan. Oleh karena itu untuk usia menopause diperlukan vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang cukup guna pemeliharaan dan mendukung kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal.
Sayuran, buah-buahan dan padi-padian harus ada dalam makanan sehari-hari. Usia menopause sangat dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur dan zat besi seperti yang terdapat dalam ikan, daging, susu rendah lemak, kacang-kacangan dan sayuran berwarna. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat kapur dan zat besi dalam jumlah yang cukup dapat mencegah pengeroposan tulang dan anemia gizi besi.
Untuk menghindari kesulitan buang air besar usia menopause dianjurkan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang berserat. Dalam penyusunan menu sehari-hari dengan gizi seimbang, pilih jenis bahan dan diolah sesuai kondisi fisik dan kesehatan usia menopause, misalnya dengan makanan yang lebih lunak.
2.Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Untuk di usia menopause, karbohidrat biasanya diperoleh dari makanan pokok seperti beras, jagung, sagu, ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian lainnya.
Sumber energi selain dari karbohidrat, juga berasal dari lemak dan protein. Untuk mengetahui apakah usia menopause telah tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya.
Konsumsi energi yang terlalu banyak akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk, sebaliknya konsumsi energi yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi kurus. Cara mengetahui berat badan yang normal bagi usia lanjut dapat digunakan penghitungan indeks massa tubuh (IMT), yang pada prinsipnya adalah melihat kesesuaian antara tinggi dan berat badan usia lanjut.
3.Batasi Konsumsi Lemak Dan Minyak
Dalam kehidupan sehari-hari lemak banyak terdapat dalam bahan makanan     yang bersumber dari hewani misalnya daging berlemak, sedangkan minyak     banyak digunakan untuk menggoreng. Makanan berlemak terutama yang     berasal dari hewani dan minyak kurang baik bagi usia lanjut. Bagi usia menopause, mengkonsumsi bahan makanan berlemak akan menambah resiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif misalnya tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan sebagainya. Sekalipun demikian bukan berarti usia menopause tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan berlemak. Dianjurkan usia menopause mengkonsumsi lemak dari bahan makanan nabati. Misalnya kacang-kacangan. Disamping itu menopause     sebaiknya mengkonsumsi lemak tidak lebih dari seperempat kebutuhan energi. Jika hal tersebut diterjemahkan dalam minyak goreng maka usia menopause paling banyak mengkonsumsi 3 sendok makan minyak sehari.     Apabila jumlah minyak ini dituangkan dalam hidangan sehari-hari, maka     tiap kali makan usia menopause paling banyak makan 1 jenis makanan yang digoreng.
4.Makanlah Makanan Sumber Zat Gizi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel     darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makan. Kekurangan zat besi dalam makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi (AGB) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Jika AGB ini tidak segera diatasi maka mengakibatkan menurunnya produktivitas usia lanjut.
        Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan sayuran berwarna     hijau tua. Guna memudahkan penyerapan zat besi dalam tubuh sebaiknya     bahan makanan tersebut dikonsumsi bersama-sama dengan sumber vitamin C seperti buah. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi juga merupakan sumber vitamin A. Tanda-tanda AGB antara lain : pucat, lemah, lesu, pusing dan penglihatan     sering berkunang-kunang.
5.Biasakan Makan Pagi
Makan pagi secara teratur dalam jumlah yang cukup dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, dan meningkatkan produktivitas kerja.
        Apabila usia lanjut tidak membiasakan makan pagi maka kadar gula darah akan mengalami penurunan, kurang tenaga, badan jadi lesu, keringat dingin, mengantuk, kurang konsentrasi, kesadaran menurun. Jenis hidangan untuk makan pagi sebaiknya terdiri dari sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
Contoh menu makan pagi misalnya nasi dengan lauk pauk dan sayuran segar, bubur ayam, bubur kacang ijo, bubur manado, dan sebagainya. Bagi seseorang yang tidak sempat makan pagi dirumah, agar tetap mengupayakan makan pagi di tempat lain yang memungkinkan.
6.Minumlah Air Bersih dan Aman Yang Cukup Jumlahnya
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup. Air sangat dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme dalam tubuh. Apabila terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan kesadaran menurun (shock). Minumlah air yang bersih dan aman sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap hari, agar proses dalam tubuh dapat berlangsung dengan aman dan lancer.
7.Lakukan Kegiatan Fisik Dan Olahraga Secara Teratur
Untuk dapat mempertahankan kebugaran, usia menopause harus tetap berolahraga. Olahraga tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan hendaknya dipilih jenis olahraga yang aman dan tidak menimbulkan resiko cedera, misalnya jalan biasa, jalan cepat, naik turun tangga, senam jantung dan bersepeda.


Prinsip gizi pada usia menopouse
Menopause di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada     hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi     involusi dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan     terhadap kondisi gizi di sebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun     fungsionalnya.
Gigi-geligi menopause mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot,     sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka     makanan harus diolah sehingga tidak perlu digigit atau dikunyah keras-    keras.Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah di telan akan     sangat membantu para menopause dalam mengkonsumsi makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun,     sehingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi     kelenjar pencernaan,. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak,pada     umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan     karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak, tetapi     harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian     melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi,
Patut diingat kembali bahwa keperluan energi pada masa menopause sudah     menurun, jadi jangan disediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada     baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi kegemukan, karena akan     lebih menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang berhubungan     dengan kondisi obesitas tersebut.
Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak     terlalu banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-    40 tahun. Karena kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan dapat dipastikan     kelebihan sehingga nantinya akan disimpan dalam bentuk lemak, pada     bokong, payudara dan perut.
Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung     untuk hidup berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-    zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan     yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia     dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan     pada usia dewasa.

   






Comments

Popular posts from this blog

MATERI GIZI SEIMBANG UNTUK BUMIL DAN BUTEKI