FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES PERSALINAN
Persalinan merupakan serangkaian
proses fisiologis namun dalam proses terjadinya persalinan akan berjalan lancer
dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah power, passage, passanger, psykologis, dan penolong.
Faktor – faktor tersebut akan dibahas lebih rinci lagi dibawah ini.
POWER
Power
dalam proses persalinan yang dimaksud adalah kekuatan yang dibutuhkan oleh ibu
yang mana meliputi kekuatan his dan kekuatan meneran saat proses persalinan
kala II. Akan tetapi kekuatan / power utama pada persalinan adalah tenaga atau
kekuatan yang dihasilkan oleh his atau kontraksi dan retraksi otot rahim,
kontraksi otot – otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen, dengan
kerjasama yang baik dan sempurna.
1.
kekuatan yang mendorong janin
keluar ( power ) terdiri dari :
a. His
( Kontraksi Uterus )
Adalah kontraksi uterus karena
otot – otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna.Pada waktu kontraksi
otot – otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen
bawah rahim dan serviks.
b. Kontraksi
otot-otot dinding perut
c. Kontraksi
diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan
dan ligamentous action terutama ligamentum rotundum.
2.
Kontraksi uterus atau his yang
normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai
sifat-sifat yaitu :
a. Kontraksi
otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim
b. Fundus
dominan, menjalar keseluruh otot rahim : kontraksi yang paling kuat dominan di
bagian fundus
c. Kekuatannya
seperti memeras isi rahim
d. Otot
rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi
retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim
e. Involuntir
: kontraksi di luar kehendak
f. Intermitten
: kontraksi berlangsung selang seling
g. Terasa
sakit
h. Terkoordinasi
dan simetris
i. Kadang
– kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
3.
Dalam melakukan observasi pada ibu
– ibu bersalin hal – hal yang harus diperhatikan dari his antara lain :
a. Frekuensi
his
Jumlah his dalam waktu
tertentu biasanya permanit atau persepuluh menit.
b. Intensitas
his
Kekuatan his diukurr dalam
mmHg.intensitas dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan,
semakin meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu
persalinan masih dini.
c. Durasi
atau lama his
Lamanya setiap his berlangsung
diukurr dengan detik, misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya
his
Apakah datangnya sering,
teratur atau tidak.
e. Interval
Jarak antara his satu dengan
his berikutnya, misalnya his datang tiap 2 sampe 3 menit
f. Aktivitas
his
Frekuensi x amplitudo diukur
dengan unit Montevideo.
Penelitian
tentang kekuatan his banyak dilaporkan oleh Caldeyro – Barcia dari Amerika
latin ( 1958). Dari penelitian ini diperoleh bahwa otot – otot uterus pada
waktu relaksasi masih mempunyai tonus dengan tekanan antara 6 sampai 12
mmHg.Sedangkan pada tiap kontraksi tekanan tersebut meningkat.
Pace
maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba dimana
gelombang his berasal .Dari sini gelombang his bergerak ke dalam dank e bawah
dengan kecepatan 2cm tiap detik mencakup seluruh otot – otot uterus. His
dominan, oleh karena serviks tidak mempunyai otot – otot yang banyak, maka pada
setiap his terjadi perubahan serviks : tertarik dan mendatar ( affacement
)Membuka ( dilatasi)
4.
Perubahan – perubahan akibat His :
a. Pada
uterus danserviks : Uterus teraba keras atau padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterine naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement ) dan terbuka ( dilatasi ).
b. Pada
ibu : Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan
nadi dan tekanan darah.
c. Pada
janin : Pertukaran oksigen pada utero plasenter kurang, maka timbul hipoksia
janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis.
5.
Pembagian His dibagi menjadi 5 :
a.
His Pendahuluan
Merupakan peningkatan
kontraksi dari Braxton Hicks.Frekuensi dari jenis his ini tidak teratur dan
menyebabkan nyeri diperut bagian bawah dab lipat paha, tetapi tidak menyebabkan
nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah seperti his
persalinan.Lamanya kontraksinya pendek dan tidak bertambah kuat bila dibawa
berjalan, tetapi sering berkurang.Kualitas his ini tidak bertambah kuat dengan
majunya waktu, bertentangan dengan his persalinan yang makan lama makin
kuat.His pemdahuluan ini tidak memberikan pengaruh pada serviks.
b.
His pembukaan ( Kala I)
His yang menimbulkan pembukaan
dari serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10cm. Sifat spesifik dari
kontraksi otot rahim kala 1 adalah :
1)
intervalnya makin lama makin pendek
2)
kekuatannya makin besar dan pada
kala kelahiran diikuti dengan reflex mengejan
3)
diikuti dengan retraksi, artinya
panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak akan kembali ke bentuk semula
4)
setiap kontraksi mulai dari pace
maker ( pusat koordinasi his yang berada pada uterus disudut tuba dimana
gelombang his berasal
c.
His Pengeluaran atau Mengedan (
Kala II )
His yang mendorong
bayi keluar. His ini biasanya disertai dengan keinginan mengejan, sangan kuat,
teratur, simetris,dan terkoordinasi bersama antara his kontraksi atau perut,
kontraksi diafragma, serta ligament.
d.
His Pelepasan Placenta ( Kala III )
His dengan
kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan placenta.
e.
His pengirang ( Kala IV )
Kontraksi lemah,
masih sedikit nyeri, pengecilan rahim akan terjadi dalam beberapa jam atau
hari.
6.
Kelainan kontraksi otot rahim
a.
Inertia Uteri
His yang sifatnya lemah pendek dan jarang dari
his yang normal yang terbagi menjadi :
1)
Inertia uteri primer : Apabila
sejak semula kekuatannya sudah lemah
2)
Inertia uteri sekunder : His pernah
cukup kuat tapi kemudian melemah. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi
pada pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.
His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau dirujuk.
b.
Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering,
sehingga tidak terdapat kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri
dapat terjadi :
1)
Persalinan Presipitatus
Persalinan
yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal :
a)
Terjadi persalinan tidak pada
tempatnya
b)
Terjadi trauma janin, karena tidak
terdapat persiapan dalam persalinan
c)
Trauma jalan lahir ibu yang luas
dan menimbulkan perdarahan, inversio uteri
d)
Tetania uteri menyebabkan asfiksia
intra uterin sampai kematian janin dalam rahim
c.
Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat
menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan
atau pengeluaran janin dari dalam rahim.
Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim
adalah :
1)
Faktor usia penderita relatif tua
2)
Pimpinan persalinan
3)
Karena induksi persalinan dengan
oksitosin
4)
Rasa takut dan cemas
PASSAGE
Passage
merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal.Jalan lahir diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu jalan lahir lunak
dan jalan lahir keras.
1.
Jalan lahir lunak
Pada pengeluaran (kala II)
ikut membentuk jalan lahir segmen uterus, serviks uteri, dan vagina. Selain
uterus dan vagina, otot otot, jaringan- jaringan ikat, dan ligament ligament ,
yang berfungsi menyokong alat alat urogenital karena semuanya mempengaruhi
jalan lahir dan lahirnya kepala atau bokong pada persalinan.
a.
Serviks
Serviks akan makin matang mendekati waktu
persalinan. Selama masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang, serta
lunak dan pada saat mendekati persalinan, serviks masih lunak dengan kosistensi
seperti puding, mengalami sedikit penipisan, dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada individu wanita dan
paritasnya. Adanya peningkatan intensitas Braxton Hicks mengakibatkan perubahan
serviks yang terjadi.Kematangan serviks memiliki periode yang berbeda-beda
sebelum persalinan. Hal ini mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan
serviks pada ibu primigravida umumnya akan mengalami penipisan sebesar 50-60%
dan membuka selebar ujung jari sampai 1cm sebelum mencapai persalinan.
Pembukaan ini terjadi akibat kontraksi Braxton Hicks sebelum proses persalinan.
Peristiwa awal pembukaan dan penipisan inilah yang merupakan ciri-ciri dari
kematangan serviks.
b.
Vagina
Vagina bersifat elastis dan berfungsi sebagai
jalan lahir dalam persalinan normal.
c.
Otot rahim
Otot rahim tersusun dari tiga lapis, yang
berasal dari kedua tanduk rahim, yaitu longitudinal, melingkar dan miring.
Segera setelah persalian, susunan otot rahim tersebut sedemikian rupa akan
mengondisikan pembuluh darah menutup untuk menghindari terjadinya perdarahan
dari tempat implantasi plasenta. Selain menyebabkan mulut rahim membuka secara
pasif, kontraksi yang dominan terjadi pada bagian fundus pada kala 1 persalinan
juga mendorong bagian terendah janin maju menuju jalan lahir sehingga aktif
dalam membuka mulut rahim. Bila terdapat keadaan panggul dan janin yang normal
serta kerjasama antara tiga kekuatan his dan mengejan, passenger, passage hal
ini berarti telah terdapat keserasian untuk melahirkan janin secara spontan
(dengan kekuatan sendiri).
Otot otot yang menahan dasar
panggul di bagian luar :
Ada
muskulus sfingter ani eksternus, muskulus bulbokavernosus yang melingkari
vagina dan muskulus permei transverses superfisialis.
Selain
bagian luar juga ada otot – otot yang ada dibagian tengah ditemukan otot otot
yang melingkari uretra muskulus sfingter uretrae, otot otot yang melingkari
vagina bagian tengah dan anus, yaitu:
Muskulus
iliokoksigeus, musukulus perinea transverses dan muskulus koksigeus.
Lebih ke dalam lagi ditemukan diaphragm pelvis, terutama muskulus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Ia menutup hampir seluruh bagian belakang pintu bawah panggul. Letak muskulus levator sedemikian rupa sehingga bagian depan muskulus ini berbentuk segitiga, disebut trigonum urogenitalis (hiatus genitalis). Didalam trigonum ini berada uretra, vagina dan rectum.
Lebih ke dalam lagi ditemukan diaphragm pelvis, terutama muskulus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Ia menutup hampir seluruh bagian belakang pintu bawah panggul. Letak muskulus levator sedemikian rupa sehingga bagian depan muskulus ini berbentuk segitiga, disebut trigonum urogenitalis (hiatus genitalis). Didalam trigonum ini berada uretra, vagina dan rectum.
d.
Ligament
Ligament – ligament
yang berkaitan dengan proses persalinan adalah :
1) ligamen latum : berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan
dan kiri. Dari uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga seolah olah menggantung pada tuba.
Ruangan
antara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar yang di
sebut : parametrium, dimana terjalan arteri, vena uterine, pembuluh limfa dan
ureter.
2) Ligamen rotundum ( ligament teres uteri) terdapat di bagian
atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui
kanalis inguinalis ke bagian cranial labia mayora. Terdiri dari jaringan otot
polos dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam posisi antefleksi
3) Ligamen infundibulo pelvikum, 2 buah kiri kanan dari
infundibulum dan ovarium ke dinding panggul. Ligamentum ini menggantung ke
uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum
ovarii propium.
4) Ligamen cardinale, kiri dan kanan dar cervix setinggi ostium
uteri internum ke dinding panggul.
5) Ligamentum Sacro uterinum, kiri kanan dari cervix sebelah
belakang ke sacrum mengelilingi rectum
6) Ligamenttum vesico uterinum, dari uterus ke kandung kencing
Gambar 1
2.
Jalan lahir keras
Panggul merupakan salah satu
jalan lahir keras yang memiliki fungsi lebih dominan daripada jalan lahir lunak
oleh karena itu, janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir
yang relatif kaku. Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu os
coxae, os sacrum, dan os coccygis.
a.
Os Coxae ( tulang innominate)
Terdiri atas dua buah tulang, yaitu kiri dan kanan.Os
coxae merupakan fusi dari os ilium, os ischium, dan os pubis.
b.
Os Sacrum
Os sacrum berbentuk segitiga dengan lebar
dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang ini terletak diantara
kedua tulang pangkal paha yang memiliki karakteristik :
1)
Terdiri dari 5 ruas tulang yang
berhubungan erat.
2)
Permukaan depan licin dengan
lengkungan dari atas kebawah dan dari kanan maupun kiri.
3)
Dikanan dan kiri, pada garis tengah
terdapat lubang yang akan dilalui oleh syaraf foramina sacralia anterior.
4)
Tulang kelangkang berhubungan
dengan tulang pinggang ruas kelima.
5)
Bagian tulang kelangkang paling
atas mempunyai tonjolan besar kedepan disebut promontorium.
6)
Ke samping, tulang kelangkang
berhubungan dengan tulang pangkal paha melalui atriculatio sacroilliaka.
7)
Ke bawah tulang kelangkang
berhubungan dengan tulang tungging.
c.
Os coccygis
1)
Os coccygys berbentuk segitiga
dengan ruas 3-5 buah dan bersatu.
2)
Pada saat persalinan, tulang
tungging dapat didorong kebelakang sehingga memperluas jalan lahir.
Gambar 2
3.
Ukuran - ukuran Panggul :
a.
Pintu Atas Panggul
1)
Konjugata diagonalis :pinggir bawah
symphisis pubis ke promontorium :12,5 cm
2)
Konjugata vera : pinggir atas
symphisis pubis ke promontorium konjugata diagonalis - 1,5 cm = 11 cm
3)
Konjugata transversa : antar dua
linea innominata : 12 cm
4)
Konjugata obliqua : 13 cm
5)
Distansia spinarum : jarak antara
kedua Spina Iliaka Anterior Superior ( 24 – 26 cm)
6)
Distansia Kristarum : jarak antara
kedua Krista iliaka kanan dan kiri ( 28 – 30 cm)
7)
Konjugata eksterna (Bodeloque) 18 –
20 cm
8)
Lingkar panggul : 80 -90 cm
b.
Ruang Tengah Panggul
1)
Bidang luas panggul : pertengahan
symphisis ke pertemuan os sacrum 2 dan 3. Sekitar 12,75 x 12,5 cm. Dalam
persalinan tidak mengalami kesukaran.
2)
Bidang sempit panggul : tepi bawah
symphisis menuju spina ischiadica. Sekitar 11,5 x 11 cm.
3)
Jarak kedua spina 10 - 11 cm.
c.
Pintu Bawah Panggul
1)
Anterior posterior : pinggir bawah
symphisis ke os coccygis : 10 - 11 cm.
2)
Melintang : 10,5 cm.
3)
Arcus pubis : lebih dari 90 derajat
d.
Bidang Hodge
Bidang hodge
dipelajari untuk menentukan sampai dimana bagian terendah janin turun dalam
panggul damam persalinan.
Hodge I :Bidang
datar melalui bagian atas simphysis dan promontorium. Bidang ini dibentuk pada
lingkaran PAP.
Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi
pinggir bawah symphisis.
Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi
spina ischiadika kanan dan kiri.
Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi
os coccygis.
Gambar 3
PASSANGER
Cara penumpang (passenger) atau
janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
factor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses
persalinan padakelahiran normal. Berikut bagaimana janin mempengaruhi proses
persalinan :
1.
Ukuran kepala janin
Karena
ukuran dan sifatnya relative kaku, kepala janin sangat mempengaruhi proses
persalinan. Dalam persalinan, setelah ketuban pecah, pada periksa dalam
fontanel dan sutura dipalpasi untuk menetukan presentasi, posisi dan sikap
janin. Pengkajian ukuran janin member informasi usia dan kesejahteraan bayi
baru lahir. Dua fontanel yang paling penting adalah fontanel anterior dan
posterior.Fontanel yang paling besar yakni fontanel anterior berbentuk seperti
intan dan terletak pada pertemuan sutura sagitalis, sutura koronalis dan
frontalis. Fontanel ini menutup pada usia 18 bulan. Fontanel posterior terletak
dipetemuan sutura sagitalis dan dua sutura lambdoidal dan berbentuk segitiga.
Fontanel ini menutup pada usia 6-8 mingu. Sutura dan fontanel membuat tengkorak
fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap otak bayi, yang beberapa
lama setelah lahir terus bertumbuh.Akan tetapi karena belum menyatu dengan
kuat, tulang – tulang ini dapat saling tumpang tindih.Hal ini disebut molase,
struktur kepala yang berbentuk selama persalinan. Molase dapat berlangsung
berlebihan, tetapi pada kebanyakan bayi, kepala akan mendapatkan bentuk
normalnya dalam 3 hari setelah lahir. Kemampuan tulang untuk saling menggeser
memungkinkannya beradaptasi terhadap berbagai diameter panggul ibu. Meskipun
ukuran bahu janin dapat mempengaruhi proses kelahirannya, namun posisi bahu
relative mudah berubah selama persalinan, sehingga posisi bahu yang satu dapat
lebih rendah daripada bahu yang lain. Hal ini membuat diameterbahu yang lebih
kecil dapat melalui jalan lahir.Lingkar paha janin biasanya sempit, sehingga
tidak menimbulkan masalah.
a.
Ukuran Diameter
· Diameter
Sub Occipito Bregmatika 9,5 Cm.
· Diameter
Occipitofrontalis Frontalis ± 12 Cm.
· Diameter
Mento Occipito ± 13,5 Cm.
· Diameter
Submento Bregmantika ± 9,5 Cm
· Diameter
Biparietal ± 9,5 Cm.
· Diameter
Bitemporalis ±8 Cm.
· Ukuran
Cirkumferensia Fronto Occipitalis ± 34 Cm.
· Cirkumferensia
Mento Occipitalis ± 35 Cm.
· Cirkumferensia
Sub Occipitalis Bregmatika ±3 Cm.
b.
Ukuran badan janin
· Bahu
Ø Jarak
antara kedua akronim ± 12 cm.
Ø Lingkaran
bahu ± 34 cm.
· Bokong
Lebar bokong / diameter intertrokanterika ± 12
cm.
Lingkaran bokong ± 27 cm.
2.
Presentasi dan posisi janin
Presentasi
adalah bagian yang pertama kali memasuki PAP dan terus melalui jalan lahir saat
persalinan mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah
a) kepala
(kepala terlebih dahulu) 96%.
b) sungsang
(bokong terlebih dahulu) 3%.
c) bahu,
1%.
Bagian
presentasi ialah bagian tubuh janin yang pertama kali diraba oleh jari
pemeriksa saat melakukan periksa dalam. Factor – factor yang menetukan
presentasi ialah letak janin, sikap janin dan ekstensi atau fleksi kepla janin.
Gambar 4
Posisi:
orientasi dari bagian janin (denominator) dengan panggul ibu ubun ubun kecil
kiri depan, sacrum kiri melintang, dagu kanan depan dan sebagainya. Denominator
;
·
Ubun ubun kecil pada presentasi
belakang kepala.
·
Sacrum pada presentasi sungsang.
·
Dagu pada presentasi muka.
Untuk kepentingan deskripsi posisi bagian
terendah janin dalam panggul maka panggul dibagi menjadi 8 bagian.
Gambar 5
3.
Letak janin
Letak
adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap panjang
(punggung) ibu. Ada dua macam letak :
a.
Memanjang atau vertical, dimana
sumbu panjang janin parallel dengan sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat
berupa presentasi kepala atau presentasi sacrum (sungsang). Presentasi ini
tergntung pada strukur janin yang pertama memasuki panggul ibu.
b.
Melintang atau horizontal, dimana
sumbu panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu.
Gambar 6
4.
Sikap janin
Pada kondisi normal, punggung
janin sangat fleksi, kepala fleksi ke arah dada dan paha fleksi kearah sendi
lutut.Sikap ini disebut fleksi umum. Tangan disilangkan di depan thoraks dan
talipusat terletak di antara lengan dan tungkai. Penyimpangan sikap normal
dapat menimbulkan kesulitan saat anak dilahirkan.Misalnya pada presentasi
kepala, kepala janin dapat berada dalam sikap ekstensi atau fleksi yang
menyebabkan diameter kepala berada dalam posisi yang tidak menguntungkan
terhadap batas – batas panggul ibu.Kepala yang berada dalam sikap fleksi
sempurna memungkinkan diameter suboksipito bregmatika (diameter kecil) memasuki
panggul sejati dengan mudah.
Gambar
7
5.
Posisi janin
Presentasi atau bagian
presentasi menunjukkan bagian janin yang menempati PAP.Pada presentasi kepala,
bagian yang menjadi presentasi biasanya oksiput.Pada presentasi bokong yang
menjadi presentasi adalah sacrum, pada letak lintang yang menjadi bagian
presentasi oksiput, presentasi adalah puncak kepala.Posisi adalah hubungan
anatara bagian presentasi (oksiput, sacrum, mentum/dagu, sisnsiput/puncak
kepala yang defleksi/menengadah) terhadap empat kuadran panggul ibu. Posisi
dinyatakan dengan singkatan misalnya uuk Kidep (ubun-ubun kecil kiri depan),
muka, dsb. Uuk dep. Engangement menunjukkan bahwa diameter transvesa terbesar
bagian presentasi telah memasuki PAP. Pada presentasi kepala yang fleksi dengan
benar, diameter biparietal (9,25 cm) merupakan diameter terlebar. Engagement
dapat diketahui melalui pemeriksaan abdomen atau pemeiksaan dalam.
Gambar
8
6.
Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau
oval, ukuran diameter 15-20 cm tebal 2-3
cm, berat 500-600 gram. Ukuran dan berat disesuaikan dengan ukuran
janin.plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi apabila terdapat
dibagian bawah maka disebut plasenta previa.
Gambar
9
a.
Tugas – tugas plasenta memiliki
empat fungsi
2)
Membawa karbondioksida dan
sisa-sisa pembuangan janin kembali ke darah ibu.
3)
Membentuk penahanan untuk infeksi
dan obat-obatan tertentu. Tetapi virus rubella dan aspirin dosis tinggi dapat
menembus pertahanan plasenta. Antibodi dari darah ibu juga dapat menembus
pertahanan plasenta dan memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu sesaat
setelah persalinan.
4)
Mengeluarkan hormon, terutama
hormon chorionic gonadotrophin (HCG) progesterone dan oesterogen.
b.
Kelainan bentuk dan bobot plasenta
Bentuk plasenta yang normal ialah ceper dan
bulat, dengan diameter 15-20 cm dan tebal 1,5-3cm, berat kurang lebih 500 gram.
Kadang-kadang ditemukan plasenta yang kecil pada wanita dengan tekanan darah
diastolic 100 mm Hg seperti pada preeklamsi berat.
Plasenta yang
besar dan berat ditemukan pada erythroblastosis foetalis dan sifilis sehingga
perbandingan dengan bayi jadi 1:3. Disamping bentuk yang normal kita dapat
menemukan berbagi variasi, misalnya plasenta terdiri dari dua bagian yang
dipisahkan oleh selaput ketuban dan disebut plasenta bipartita, bilobata atau
plasenta dupleks.Bila di samping plasenta yang besar ditemukan pula plasenta
kecil di sebut plasenta suksenturiata.Antara keduanya dihubungkan dengan
pembuluh-pembuluh darah.Plasenta tambahan ini mungkin dapat tertinggal pada
pelepasan plasenta dan menyebabkan perdarahan.Kita dapat menyangka adanya
plasenta suksenturiata dengan memeriksa selaput janin. Bila terdapat lubang
pada selaput janin dekat plasenta dan pada pinggir lubang tersebut ditemukan
pembuluh-pembuluh darah yang terkoyak kita harus curiga akan adanya plasenta
tambahan. Bila antara kedua plasenta tidak ditemukan pembuluh darah disebut
plasenta spuria. Kelainan bentuk lain ialah plasenta plasenta membranasea,
dimana plasenta itu tipis dan lebar, kadang-kadang menutupi seluruh ruang kavum
uteri.
Plasenta
membranasea dapat menyebabkan perdarahan antepartum dan member kesulitan pada
kala III karena plasenta itu tipis dan sukar terlepas.Plasenta sirkumvalata
adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin
putih.Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di sebelah
luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping di bawah desidua.Jadi bukan
villus pancang.Di duga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk
mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua diluar permukaan
frondosum, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.Isidensinya lebih kurang
2-18%.Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta sirkumvalata sering menyebakan
abortus dan solution plasenta. Bila cincin putih ini letaknya dekat sekali ke
pinggir plasenta ,disebut plasenta marginata mungkin terjadi adeksi dari
selaput sehingga plasenta lahir telanjang. Tertinggalnya selaput ini dapat
menyebabkan perdarahan dan infeksi. Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat
ditegakan setelah plasenta lahir, tetapi dapat di duga bila ada perdarahan
intermiten atau hidrorea.
1)
Kelainan implantasi
Plasenta biasanya melekat pada dinding belakang
atau depan rahim dekat fundus. Jonjot-jonjot menyerbu ke dalam dinding rahim
hanya sampai lapisan atas dari stratum spongiosum. Kalau implantasinya rendah,
yaitu disegmen bawah rahim dan menutup sebagian atau seluruh ostium internum
maka disebut sebagai plasenta previa (prae=depan, vias=jalan), jadi artinya
didepan jalan lahir. Kalau jonjot-jonjot tersebut menyerbu ke dalam dinding
rahim lebih dan batas, maka disebut plasenta akreta. Menurut dalamnya penetrasi
dinding rahim plasenta akreta di bagi dalam: plasenta akreta, jonjot menembus
desidua sampai berhubungan dengan miometrium, plasenta inkreta, jonjot sampai
ke dalam lapisan miometrium, plasenta perkreta, jonjot-jonjot menembus
miometrium sehingga mencapai perimetrium. Plasenta akreta ada yang komplit
dimana seluruh permukaan plasenta melekat dengan erat kepada dinding rahim dan
ada juga yang persial, dimana perlekatan hanya terjadi dibeberapa tempat saja.
Plasenta akreta dapat menimbulkan penyulit pada
kala III, karena sukar dilepas dan waktu melakukan tindakan pelepasan secara
manual harus hati-hati, karena dapat menyebabkan perforasi
Klasifikasi:
· Plasenta
Previa otalis, apabila seluruh
pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta.
· Plasenta
Previa Parsialis, apabila sebahagian
pembukaan tertutup oleh jaringan Plasenta
· Plasenta
Previa Marginalis, apabila pinggir
Plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
· Plasenta
Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bwah uterus tetapi
belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir
2)
Penyakit-penyakit pada plasenta
Infrak plasenta. Yang dimaksud dengan infrak
plasenta adalah bagian-bagian yang berwarna keputihan, noduler dan keras yang
terletak baik pada permukaan fetal, maternal atau kedua-duanya.terjadinya
infrak mungkin disebabkan karena perarteretis atau endarteritis
pembuluh-pembuluh darah villi, kemudian terjadi nekrosis pada stroma dan
dinding villi serta pembekuan darah dalam ruang interviller.
Ada beberapa jenis infrak plasenta, antara lain
· Infrak
subkorial seperti pada plasenta marginata atau sirkumvalata.
· Infrak
noduler pada permukaan fetal, jenis ini biasanya tidak mempunyai arti klinis.
· Infrak
yang luas dan tebal dari kotiledon. Dalam hal ini bisa terjadi gangguan
nutrisi, sehingga janin lahir dengan berat yang lebih kecil (small for date)
atau mati dalam kandungan.
3)
Klasifikasi pada plasenta
Sebagai manifestasi proses penuaan dari
plasebta terjadi penimbunan garam-garam kalsium seperti kalsium karbonat,
kalsium fosfat bercampur dengan magnesium fosfat pada permukaan basal dari
plasenta. Klasifikasi tersebut terletak pada bagian atas desidua baalis
terutama sekitar tertanamnya villi, yang sebelumnya telah mengalami degenerasi
fibrin. Kelainan ini tidak mempunyai arti klinik hanya dapat di gunakan sebagai
penentuan lokasi plasenta secara radiologic
4)
Tumor Plasenta
Yang termasuk tumor plasenta adalah mikosoma
fibrosum, hemangionoma, korioangioma, mola hidatidosa dan
kariokarsinoma.Sepertiga dari tumor plasenta berkaitan dengan hidramnion dan
prematuritas sehingga angka kematian perinatal tinggi.
5)
Disfungsi plasenta
Yang dimaksud denagn disfungsi plasenta adalah
keadaan di mana plasenta, baik secara anatomik maupun fisiologik tidak mampu
untuk memberi makanan dan oksigen kepada fetus juga untuk mempertahankan
pertumbuhan dan perkembangan secara normal.Dalam bidang perinalogi hal ini
disebut inufisiensi plasenta.Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada bayi dalam
bentuk fetal dismaturity atau intra uterine growth retardation sehingga
menghasilkan small for date baby atu kematian intra uterin.
Bayi small for date tidak
mempunyai vernix casseosa sehingga tampak kering, kurus, berkeriput dan lapisan
lemak tipis.Karena kekurangan O² terjadinya pengeluaran mekonium sehingga
tampak warna kuning pada kulit, tali pusat dan selaput janin.Disfungsi plasenta
pada umumnya terjadi pada kehamilan dengan resiko tinggi seperti diabetes,
hipertensi pada kehamilan, penyakit jantung, serotinus.Pada kelompok ini perlu
diadakan pemantauan janin dalam uterus dengan pemeriksaan estriol, HCG, HPL,
USG, stress test, non stress test, kardiotokografi dan lain-lain.Hubungan
serotinus dan disfungsi plasenta masih controversial.Sebagian besar serotinus
lahir normal, tetapi di Inggris di anggap berbahaya karena berkurangnya
pemasokan oksigen bagi janin secar tepat.Mereka melakukan induksi persalinan
dan bila tidak berhasil dilakukan persalinan seksio sesarea.Greenhill
menyarankan partus spontan dengan pemantauan yang ketat.
7.
Air ketuban
Cairan ketuban adalah salah
satu bagian dari system pendukung kehidupan bayi.Cairan ketuban terbentuk
sekitar 1 hari setelah pembuahan.Cairan ini bisa melindungi bayi dan membantu
perkembangan otot, kaki, paru-paru dan system pencernaan bayi. Cairan ketuban
di produksi oleh sel-sel trofoblas, kemudian akan bertambah dengan produksi
cairan janin, yaitu air seni janin. Sejak usia kehamilan 1 minggu, janin mulai
minum air ketuban dan mengeluarkanya kembali dalam bentuk air seni.
Sel trofoblas adalah sel telur
sel yang terletak dibagian luar dan tidak berkembang menjadi janin. Pada saat
terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan berkembang
menjadi sekelmompok sel (berjumlah ratusan) seperti bola. Sekelompok sel
tersebut menjadi janin dan sisanya adalah yang disebut sel trofoblas.Sel
trofoblas inilah kelak menjadi plasenta.
Menurut berbagai sumber,
komposisi air ketuban air ketuban adalah air sebanyak 98%, sedang persen sisanya terdiri dari zat-zat organic
dan zat anorganik berupa lanugo (rambut halus yang menutupi tubuh janin),
sel-sel epitel, verrix caesa (lapisan lemak yang menutupi kulit bayi baru
lahir), dan protein.
a.
Fungsi Air Ketuban
Air ketuban atau
cairan amnion adalah cairan yang terdapat dalam ruangan yang diliputi selaput
janin.Sewaktu dalam kandungan janin/bayi ‘berenan’ dalam air ketuban.Bobot
jenis cairan ini sekitar 1.080.makin tua kehamilan, makin turun berat jenisnya,
hingga menjadi 1.052-1.010, fisiologi air ketuban, jumlah normal air ketuban :
1)
Pada primigravida : ± 1 liter.
2)
Pada multigravida : ± 1,5 liter.
3)
Paling banyak masih dalam batas 2
liter. Warna air ketuban putih kekeruhan karena adanya lanugo dan vernik
caseosa. Asal air ketuban : Fetal urine, Transudasi dari darah ibu, sekresi
dari epitel amnion, A mixedorigin.
Fungsi air ketuban, antara lain :
1)
Sebagai pelindung yang akan menahan
janin dari trauma akibat benturan.
2)
Melindungi dan mencegah tali pusat
dari kekeringan yang dapat menyebabkan mengerut sehingga menghambat penyaluran
oksigen melalui darah ibu ke janin.
3)
Berperan sebagai cadangan cairan
dan sumber nutrient bagi janin untuk sementara.
4)
Memungkinkan janin bergerak lebih
bebas, membantu system pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
5)
Menjadi incubator yang sangat
istimewa menjaga kehangatan di sekitar janin
6)
Selaput ketuban dengan cairan
ketuban didalamnya merupakan penahanan janin dan rahim terhadap kemungkinan
infeksi.kantung ketuban pecah.
7)
Pada waktu persalinan, air ketuban
dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim
membuka dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan
membersihkan jalan lahir.
8)
Pada saat kehamilan, air ketuban
juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya
yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
9)
Kandungan lemak dalam air ketuban
dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu.
b.
Kelainan Air Ketuban
1)
Air Ketuban Sedikit
(Oligohidroamnion)
Oligohidroamnion
adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, jika air ketuban
kurang dari 500cc. ada beberapa definisi oligohidroamnion yang dipakai diantaranya
:
a)
Berkurangnya volume air ketuban
(VAK)
b)
Volumenya kurang dari 500 cc saat
usia 3-36 minggu.
c)
Ukuran satu kantong (kuadran)
<2cm.
d)
Amniotic fluid index (AFI) < 5
cm atau < presentil kelima
Volume air ketuban
tergantung dari usia kehamilan, sehingga definisi terbaik adalah < presentil
kelima. Volume air ketuban meningkat secara stabil saat kehamilan, volumenya
sekitar 30 cc pada 10 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800
cc pada 40 minggu. Pengurangan volume maksimal bisa mencapai 150cc / minggu
pada usia hamil 38 – 43 minggu. Sumber ketuban yang berperan adalah pipis bayi
yang merupakan sumber utama air ketuban dalm trimester II. Sumber lain adalah
cairan yang berasal dari paru janin. Serta rongga hidung janin.Oligohidroamnion
diakibatkan oleh banyknya cairan yang hilang ataupun kurangnya produksi urin
janin. Secara umum oligohidroamnion berhubungan dengan salah satu kondisi di
bawah ini:
a)
Pecahnya selaput ketuban.
b)
Kelainan bawaan pada saluran ginjal
dana tau saluran kemih janin.
c)
Produksi pipis janin yang kurang
secara kronis.
d)
Hamil lewat waktu (posterm)
Oligohidroamnion
lebih sering ditemukan pada kehamilan yang sudah cukup bulan karena volume air
ketuban biasanya menurun saat hamil sudah cukup bulan.Ditemukan pada sekitar 12
% kehamilan mencapai 41 minggu.
2)
Air ketuban berlebihan/banyak
(polihidraamnion)= hidraamnion
Air ketuban yang
paling banyak pada minggu ke 38 ialah 1030 cc, pada akhir kehamilan 790 cc, dan
terus berkurang sehingga pada minggu ke 43 hanya 240 cc. pada akhir kehamilan
seluruh air ketuban diganti dalam 2 jam berhubung adanya produksi dan
pengaliran. Apabila melebihiu 2000 cc, disebut
polihidroamnion atau dengan singkat hidraamnion. Polihidramnion adalah
suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya
berjumlah lebih dari 2 liter (Rustam Muchtar, 1998 :252). Jika melibihi 2000 cc
pada kehamilan aterm maka disebut polyhydramnion atau dapat disiinginkan dengan
hydramnion. (Thomas Rabe, 2002: 150). Kita mengenal 2 macam hidramnion, yaitu :
a)
Hidramnion yang kronis : dimana
perubahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dan berangsur-angsur selama
beberapa minggu atau bulan. Ini merupakan bentuk yang paling umum terjadi dan
biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
b)
Hidramnion yang akut : penambahan
air ketuban terjadi dalam beberapa hari. Biasanya terjadi pada kehamilan muda
pada bulan ke 4 atau ke 5 (Rustam muchtar, 1998:52)
Hidramnion
yang sering terjadi :
a)
Cacat janin terutama pada anensefal
dan atresia esophagus.
b)
Kehamilan kembar.
c)
Beberapa penyakit, seperti
diabetes, preeklampsi, eklampsi, eritoblastosis fetalis.
Etiologi
: etiologi hidramnion belum jelas (tetapi pada kondisi ini umumnya dianggap ada
ganguan pada selaput ketuban, sehingga ketuban menghasilkan cairan yang
berlebihan. Akibatnya banyak mengkaitkan dengan adanya kelainan kromosom,
gen).secara teori hidramnion bisa terjadi karena hal berikut :
a)
Produkis air ketuban bertambah :
diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban dapat
juga bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion, misalnya air
kencing anak atau cairan otak pada anensefal.
b)
Pengaliran air ketuban terganggu
(adanya defek pada sirkulasi cairan amnion feto-maternal) : air ketuban yang
telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan
pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke
plasenta. Akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka
kalua anak tidak menelan, seperti pada atresia esophagus, anensef, atau tumor-tumor
plasenta. Pada anensefal dan spina bifida diduga bahwa hidramnion terjadi
karena tansudas cairan dari selapu otak dan selaput sumsum belakang. Selain
itu, anak anensefal tidak menelan. Pada kehamilan ganda mungkin disebabkan oleh
salah satu janin pada kehamilan satu telur jantungnya lebih kuat, dank arena
itu juga, menghasilkan banyak air kencing. Mungkin juga karena luasnya amnion
lebih besar pada kehamilan ganda. Pada hidramnion sering plasenta yang besar.
c)
Terdapat gangguan/sumbatan pada
saluran cerna janin. Misalnya bagian kerongkongan yang tidak berlubang atau
usus jari yang tersumbat. Sehingga memberikan dampak 12cairan ketuban lebih
banyak dari sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi dalam kandungan akan minum
juga akan buang air kecil dan buang air besar, atau kerusakan otak di mana
terjadi gangguan menyerap carian pada system absorpsi feto-maternal.
d)
Adanya infeksi : infeksi bia
menyebabkan prosuksi air ketuban lebih sedikit atau lebih banyak.
e)
Bayi kembar (gemeli) : terjadi pada
kehamilan bayi kembar, terdapat kondisi Twin To Twin Syndrome (TTTS) artinya
bayi yang satu menjadi donor, sedangkan yang satu menjadi recepien (penerima
darahnya). Pada kasus ini, biasanya salah satu bayi memiliki kelebihan cairan,
sedangkan yang satunya memiliki sedikit cairan.
f)
Terdapat efek pada placenta, terutama bila
placenta besar dan odema
g)
Keadaan dimana reaksi myometrium
lebih relaks dan berkurangnya tekanan cairan amnion yang disebabkan
berkurangnya tension oto uterus.
Gejala-gejala
: gejala-gejala disebabkan oleh tekanan uterus yang sangat besar pada alat
sekitarnya maka timbul :
a)
Sesak nafas.
b)
Edema labia, vulva, dan dinding
perut.
c)
Regangan dinding rahim sendiri
menimbulkan nyeri. Gejala-gejala lebih menonjol pada hidroamnion yang akut.
d)
Palpasi anak sulit.
e)
Bunyi jantung sulit terdengar
PSYKOLOGIS
Psikologis dalam
persalinan merupakan hubungan saling mempengaruhi yang rumit antara dorongan
psikologis dan fisiologis dalam diri wanita dengan pengaruh dorongan tersebut
pada proses kelahiran bayi. Salah satu kondisi psikologis yang dapat menghambat
proses persalinan adalah rasa cemas. Beberapa penyebab terjadinya kecemasan
pada ibu bersalin, antara lain :
1.
Cemas sebagai akibat dari nyeri
persalinan.
2.
Keadaan fisik ibu.
3.
Riwayat pemeriksaan kehamilan (riwayat
ANC).
4.
Kurangnya pengetahuan tentang proses
persalinan.
5.
Dukungan dari lingkungan sosial
(suami/keluarga dan teman)
6.
Latar belakang psikososial dari wanita
yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan
yang tidak diinginkan, sosial ekonomi.
7.
Penurunan kontraksi rahim yang akan
menyebabkan memanjangnya waktu.
Secara epidemiologis
kecemasan dalam persalinan dapat terjadi baik pada persalinan primigravida
maupun multigravida. Rasa takut dan sakit menimbulkan stress yang mengakibatkan
pengeluaran adrenalin. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan
mengurangi aliran darah yang membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi
penurunan kontraksi rahim yang akanmenyebabkan memanjangnya kontraksi waktu.
Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik.
Sering juga terjadi
baik gangguan fisik maupun psikologis berpadu menjadi lingkaran setan yang
sulit diputuskan, kecemasan pada ibu bersalin kala 1 bisa berdampak
meningkatnya sekresi adrenalin salah satu efek adrenalin adalah kontriksi
pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penuruna aliran darah
juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses
persalinan. Tidak hanya sekresi adrenalin yang meningkat tetapi sekresi ACTH
(Adrenocorticotropic hormone) juga meningkat, menyebabkan peningkatan kadar
kortisol serum dan gula darah.
Sebagaimana yang
diungkapkan Mc. Kinney, et al (2000) bahwa kecemasan dapat timbul dari reaksi
seseorang terhadap nyeri. Hal ini akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik
dan meningkatkan sekresi katekolamin. Sekresi katekolamin yang berlebihan akan
menimbulkan penurunan aliran darah plasenta sehingga membatasi suplai oksigen
serta penurunan efektivitas dari kontraksi uterus yang dapat memperlambat
proses persalinan.
Bidan adalah orang yang
diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu
memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan.Asuhan yang sifatnya
mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan.Asuhan
yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang
berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa
ada seorang pendukung yang hadir dan memantau wanita yang sedang dalam
persalinan.
Dukungan dapat
diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga teman, perawat,
bidan maupun dokter).Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat
sejak dalam kelas-kelas antenatal.Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan
ibu dan secara terus menerus memonitori kemajuan persalinan.Bidan harus mampu
memberikan perasaan kehadiran :
1.
Selama bersama pasien, bidan harus
konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi.
2.
Membuat kontak fisik : mencuci muka
pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dan lain-lain.
3.
Menempatkan pasien dalam keadaan yakin.
Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita
dalam persalinan menurut lasser dan keane ialah :
1.
Asuhan fisik dan psikologis.
2.
Kehadiran seorang pendamping secara
terus menerus.
3.
Pengurangan rasa sakit.
4.
Penerimaan atas sikap dan perilakunya.
5.
Informasi dan kepastian tentang hasil
persalinan yang aman.
Hasil penelitian (RCT)
telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologie selama
persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang
sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita
memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama
persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
1.
Kelahiran dengan tindakan forceps,
vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang.
2.
APGAR Score<7 lebih sedikit - Hasil
kelahiran baik.
3.
Bersifat sayang ibu.
4.
Lamanya persalinan menjadi semakin
pendek.
5.
Kepuasan ibu yang semakin besar dalam
pengalaman melahirkan anaknya.
PENOLONG
Peran penolong adalah mendampingi dan memantau dengan seksama dan memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu dari
segi emosi atau perasaan maupun fisik. Dalam hal ini penolong persalinan harus
membantu pasien, memperjelas, serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selama
proses persalinan, membantu mengambil
tindakan yang efektif untuk pasien dan membantu mempengaruhi orang lain
terutama keluarga pasien, lingkungan fisik dan diri sendiri dari rasa emosi,
panik, lelah, serta tetap melakukan pelindungan diri dari adanya kemungkinan
bahaya infeksi selama proses persalian.
Penolong dalam persalinan diharapkan dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang teregistrasi atau dalam artian lain berlatar belakang pendidikan kesehatan yang legal. dalam hal legalitas penolong yang maksud adalah dokter spesialis kandungan, dokter umum, bidan atau perawat. dalam menjalankan tugas sebagai penolong perslainan diharapkan mampu menerapkan standar asuhan yang sesuai dan berlaku dan tidak membahayakan diri sendiri maupun pasien ( Ibu dan bayi).
Comments
Post a Comment